STRUKTUR KOMUNITAS KARANG DI KARIMUNJAWA
Nama: Nandang KurniaLokasi: Karimunjawa
Tahun: 2011
1.1 Latar Belakang Penelitian Kepulauan Karimunjawa terdiri dari 27 pulau yang memiliki karakteristk yang berbeda pada masing- masing pulau, baik bentuk fisik pulau maupun ekosistem yang terkandung di perairan sekitarnya. Kepulauan Karimunjawa dikenal sebagai kawasan yang kaya akan keanekaragaman flora dan faunanya baik darat maupun laut. Terumbu karang di kepulauan Karimunjawa dikenal memiliki fauna karang dengan keanekaragaman yang tinggi. Untuk mengetahui tingkat truktur komunitas terumbu karang yang berada dikepulauan Karimunjawa, maka perlu dilakukan survei lapangan tentang kondisi karang hidup maupun karang matinya.
Pendaatan tutupan karang penting dilakukan untuk mengetahui perbedaan yang terjadi dalam susunan ekosistim karang di suatu pulau terhadap pulau yang lain. Hal ini dapat dijadikan pedoman untuk pengelolaan kawasan yang terkait.
Beberapa pulau yang dilakukan pendataan terumbu karang antara lain Pulau Kumbang, Menjangan Besar, Burung, Gelean, Sintok, Cendekian, dan Pulau Kecil. Tujuh Pulau tersebut telah dianggap mewakili dari kondisi tutupan karang di sisi barat dan timur dari pulau Karimunjawa.
1.2. Perumusan Masalah
Kepulauan Karimunjawa menyimpan banyak keanekaragaman baik flora maupun fauna. Dari kekayaan alam yang terkandung di Kepulauan Karimunjawa maka semakin banyak aktifitas manusia yang terjadi di sana. Mulai aktifitas pencarian ikan, para wisatawan dari manca maupun lokal yang terus meningkat, dan penelitian-penelitian yang sering bertempat di Karimunjawa.
Dengan semakin bertambahnya aktifitas manusia yang terjadi di Kelupauan Karimunjawa, maka harus diimbangi pula dengan kegiatan menjaga dan melestarikan sumberdaya alam yang berada di sana.
Penelitian ini mengacu kepada identifikasi kondisi ekosistem khususnya ekosistem karang yang berada di Karimunjawa. Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui kondisi awal terumbu karang di Karimunjawa, dimana nantinya dapat dijadikan masukan kepada pemerintahan setempat untuk mengelola pulau-pulau di Karimunjawa dengan semaksimal mungkin tanpa merusak keindahan dan kelestarian yang terkandung di dalamnya.
1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui genera karang scleractinia yang terdapat pada ekosistem terumbu karang di sisi barat dan sisi timur Kepulauan Karimunjawa.
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu menambah informasi tentang komunitas karang scleractinia di Kepulauan Karimunjawa sehingga dapat melengkapi data yang telah ada dan diharapkan nantinya dapat dipakai sebagai dasar perencanaan pengelolaan dan pengembangan kawasan tersebut.
MATERI DAN METODE PENELITIAN KARANG DI KARIMUNJAWA
2.1. Waktu dan Lokasi PenelitianPenelitian ini dilaksanakan pada tanggal 7 – 9 Juli 2011 dengan dua lokasi penelitian yaitu sisi timur Karimunjawa yang terdiri dari Pulau Sintok, Cendekian, Pulau Kecil dan sisi barat yang terdiri dari Pulau Kumbang, Menjangan Besar, Burung, Gelean.
2.2. Alat dan Bahan Penelitian 1. Roll meter untuk garis transek
2. Scuba set untuk menyelam
3. Sabak dan pensil untuk mencatat di air
4. Kamera underwater untuk dokumentasi
5. Buku identifikasi karang untuk menentukan jenis karang di Karimunjawa
2.3. Penentuan Lokasi Pengamatan
Lokasi penelitian ditentukan 7 lokasi pengamatan yang terdiri atas 4 lokasi di sisi Timur dan 4 lokasi sisi barat Kepulauan Karimunjawa. Penentuan lokasi di lakukan secara acak dengan terlebih dahulu melihat luasan terumbu karang yang terdapat di lokasi penelitian dengan menggunakan peta. Lokasi penelitian tersebut dianggap mewakili komunitas karang di kedua sisi Karimunjawa.
Pada setiap lokasi pengamatan dilakukan survei pendahuluan (survey visual) dengan menggunakan peralatan dasar selam (snorkeling) untuk menentukan letak titik pengambilan data genus karang yang dianggap mewakili wilayah ekosistem terumbu karang di lokasi tersebut.
2.4. Metode Penelitian
Dalam pelaksanaannya penelitian dilakukan dengan metode penelitian deskriptif, dimana metode ini dilakukan dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan kondisi yang ada.
Pengambilan data dilakukan dengan dasar metode Line Intercept Transect (LIT), metode ini merupakan teknik yang dikembangkan dalam ekologi tumbuhan terrestrial dan diterapkan dalam ekologi terumbu karang (Loya, 1978; Marsh et al., 1984 dalam English et al., 1997). Menurut Gates (1979) dalam English et al (1997) bahwa metoda transek perpotongan garis ini digunakan untuk mengestimasi penutupan obyek atau kumpulan obyek yang ada di area tertentu dengan cara menghitung panjang bagian yang dilalui transek. Transek dipasang sejajar garis pantai sepanjang 50 meter untuk setiap titik lokasinya. Metode ini digunakan untuk mengetahui karakteristik genus karang di suatu wilayah sehingga dapat diketahui keanekaragaman jenis karang di daerah tersebut. Metode transek garis digunakan untuk melihat penutupan linear karang dalam komunitas terumbu karang yang hidup di dasar perairan.
Pengamatan LIT ini dilakukan dengan SCUBA diving pada kedalaman 6-7 meter. Dengan asumsi bahwa pada kedalaman tersebut dianggap mewakili kondisi karang di satu lokasi penelitian. kedalaman tersebut juga masih mendapat penetrasi cahaya matahari yang paling besar (Nybakken, 1992).
Pengamatan dilakukan dengan cara mencatat genus karang yang ditemukan sepanjang transek garis, dan menghitung persentase penutupannya. Pencatatan dilakukan dengan menggunakan sabak dan pensil. Koloni karang yang berada di bawah garis transek diukur dengan mengikuti pola pertumbuhan koloni karang dengan ketelitian mendekati sentimeter.
2.5. Metode Analisis Data
2.5.1. Persen Penutupan Karang
Persen penutupan karang hidup diperoleh dari jumlah persentase penutupan karang batu dan karang lunak sepanjang transek. Persentase penutupan koloni karang ditentukan dengan rumus sebagai berikut (English et al., 1997)
ni = ( li/L ) X 100%
dimana:
ni = Persentase penutupan koloni karang (%)
li = Panjang koloni karang per panjang transek garis (cm)
L = Panjang total transek (cm)
Dengan pembagian kategori penutupan karang sesuai dengan pendekatan Gomez dan Yap (1988) adalah:
75 – 100 % : sangat baik
50 – 75% : baik
25 – 50% : sedang
0 – 25% : buruk
Hasil penutupan karang hidup yang tinggi menunjukkan keberadaan terumbu karang di daerah tersebut dalam kondisi sehat.
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN TERUMBU KARANG DI KARIMUNJAWA
3.1. Hasil PenelitianPengamatan dilakukan pada tujuh pulau yaitu di sisi timur dan sisi barat Karimunjawa. Sisi barat terdiri dari 4 pulau yaitu pulau Kumbang, Menjangan Besar, Burung, Gelean. Sedangkan di sisi barat terdiri dari 3 pulau yaitu pulau Sintok, Cedekian, dan Pulau Kecil. Gelombang pada saat penelitian menunjukkan berasal dari arah timur menuju ke barat.
Hasil pengamatan menunjukkan sekitar 30 genera berhasil di identifikasi dari Ketujuh lokasi pengamatan yaitu Pulau Kumbang, Menjangan Besar, Burung, Gelean, Sintok, Cendekian, dan Pulau Kecil. Genera karang yang hampir selalu ditemukan pada semua lokasi adalah Acropora, Porites, Montipora.
Lokasi yang memiliki jumlah genus paling banyak adalah Pulau Menjangan Besar yang mencapai 25 genera karang scleractinia. Sedangkan lokasi yang paling sedikit jumlah genusnya adalah pulau Kumbang yaitu sebanyak 12 Genus.
Lokasi yang memiliki presentasi tutupan karang hidup terbesar adalah Pulau Kecil yang tercatat sebesar 92,9 %. Persentase penutupan karang hidup terendah terdapat pada pulau Gelean yaitu sebesar 32,4%. Sebagian besar lokasi penelitian menunjukkan persentase karang scleractinia dengan penutupan yang tergolong sedang dan baik. Menurut Gomez dan Yap (1998) yang termasuk kedalam kondisi persentase penutupan karang sangat baik adalah (75 – 100 %), baik (50 – 75%), sedang (25 – 50%), dan buruk (0 – 25%).
KESIMPULAN PENELITIAN
1. Penelitian dilakukan di tujuh lokasi yang terdiri dari 4 pulau di sisi barat Karimunjawa yaitu pulau Kumbang, Menjangan Besar, Burung, Gelean dan 3 pulau di sisi timur Karimunjawa yaitu pulau Sintok, Cedekian, dan Pulau Kecil.2. Lokasi penelitian yang memiliki jumlah genus paling banyak adalah Pulau Menjangan Besar yang mencapai 25 genus karang scleractinia. Sedangkan lokasi yang paling sedikit jumlah genusnya adalah pulau Kumbang yaitu sebanyak 12 Genus.
3. Lokasi yang memiliki presentasi tutupan karang hidup terbesar adalah Pulau Kecil yang tercatat sebesar 92,9 %. Persentase penutupan karang hidup terendah terdapat pada pulau Gelean yaitu sebesar 32,4%.
Semoga Bisa Bermanfaat BY : NANDANG KURNIA