PRAKTIKUM RUMPUT LAUT (SEAWEED)

BAB 1. LATAR BELAKANG

1.1. PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara kepulauan, luas wilayah lautan lebih luas daripada luas daratanya, kurang lebih sekitar 70 persen. Dan bahwa masa depan bangsa ini akan lebih ditentukan pada kemampuan masyarakatnya dalam memanfaatkan sumberdaya laut.

Tumbuh-tumbuhan yang hidup di laut juga beraneka macam, mulai dari tumbuhan tingkat rendah, yaitu jenis flora yang belum dapat dibedakan struktur akar, batang dan daunnya atau sering disebut dengan alga, hingga tumbuhan tingkat tinggi, seperti lamun dan mangrove. Tumbuh-tumbuhan tersebut mampu beradaptasi di lingkungannya masing-masing sehingga mereka dapat bertahan hidup di lingkungan laut dengan berbagai macam factor yang mempengaruhinya.

Rumput laut bagi masyarakat yang tinggal di sekitar pantai bukanlah barang yang baru lagi. Mereka telah mengenal dan memanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari, baik sebagai bahan obat tardisional dan bahan makanan. Dengan demikian berarti rumput laut mempunyai suatu bahan yang dapat dimanfaatkan orang untuk kesehatannya. Dan dengan kemajuan teknologi dibidang penelitian rumput laut, maka pemafaatan rumput laut bagi manusia tidak terbatas pada aaspek kesehatan, sudah menjalar kesegala bidang.

1.2. TUJUAN
1. Mengetahui berbagai macam spesies alga, yang ada di perairan Teluk Awur Jepara pantai
2. Mempelajari dan mengetahui morfologi luar rumput laut
3. Mengetahui tipe substrat rumput laut
4. Mahasiswa mampu melakukan identifikasi dan mengetahui klasifikasi rumput laut yang ditemukan di lapangan

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. RUMPUT LAUT
Istilah rumput laut sudah dikenal dalam perdagangan. Istilah ini merupakan terjemahan dari kata “sea weed” (bahasa inggris). Pemberian nama terhadap alga laut bentuk ini sebenarnya kurang tepat, karena apabila ditinjau secara botanis, tumbuhan ini tidak tergolong rumput (graminae), tetapi akan lebih tepat bila kita menggunalkan istilah alga laut benthik-benthik, atau alga benthik saja (Aslan, 1991).

Rumput laut yang dalam bahasa inggrisnya disebut “sea weeds” adalah alga makro yang bersifat bentik dan termasuk tanaman tidak berbunga, sehingga merupakan tanaman tingkat rendah (Thallophyta) atau sederhana (Sadhori, 1992) dan tidak dijumpai perbedaan antara akar, batang, dan daun (Aslan, 1991). Sepintas lalu banyak jenis alga yang memperlihatkan bentuk luar seperti mempunyai akar, batang, bahkan juga buah, tetapi itu adalah semu saja (Nontji, 1993).

Bentuk-bentuk tersebut sebenarnya hanyalah thallus belaka. Bentuk thallus rumput laut ada bermacam-macam, antara lain bulat seperti tabung, pipih, gepeng, bulat seperti kantong dan rambut dan sebagainya. Percabangan thallus ada yang dichotomous (bercabang dua terus menerus), pectinate (berderet searah pada salah satu thallus utama), pinnate (bercabang dua-dua pada sepanjang thallus utama secara berselang-seling), ferticillate (cabangnya berpusat melingkari aksis atau sumbu utama) dan ada juga yang sederhana, tidak bercabang. Sifat substansi thalli juga beraneka ragam, ada yang lunak seperti gelatin (gelatinous), keras diliputi atau mengandung zat kapur (calcareous), lunak seperti tulang rawan (cartilagenous), berserabut (spongious) dan sebagainya. Struktur anatomi tali untuk tiap jenis alga berbeda-beda, misalnya pada famili yang sama antara Eucheuma cottoni, potongan thallus yang melintang mempunyai susunan sel yang berbeda. Perbedaan-perbedaan ini membantu dalam pengenalan berbagai jenis alga baik dalam mengidentifikasi jenis, genus, maupun famili (Soedarto, 1990).

Alga yang terdapat di dasar laut banyak terdapat di sepanjang pantai, mulai dari zona pasut sampai sedalam sinar surya dapat tembus. Di perairan yang jernih beberapa jenis alga mampu hidup sampai kedalaman lebih dari 150 meter. Biasanya alga ini sedikit terdapat di perairan yang dasarnya berlumpur atau berpasir karena sangat terbatas benda keras yang cukup kokoh untuk melekat. Alga banyak ditemukan di terumbu karang, cangkang moluska, potongan kayu dsb. Adapula yang apabila terlepas dari substrat dassar dapat hidup mengambang di permukaan karena mempunyai gelembung-gelembung gas sebagai pelampung seperti Sargassum sp (Nontji, 1993).

Sebagian besar alga laut berwarna indah dan ada pula yang bercahaya. Pigmen-pigmen dari kromatofor (chromatophore) menyerap sinar matahari untuk fotosintesis. Atas dasar warna yang dimiliki oleh alga laut, yang berbeda antara satu kelompok dan kelompok yang lain, maka pembagian kelas dari divisi Thallophyta yang artinya tumbuh-tumbuhan berthallus ini mengikuti warna yang dimiliki. (Romimuhtarto, 1999).

Alga yang berukuran besar tergolong dalam tiga kelas yaitu Chloropyceae (alga hijau), Phaeophyceae (alga coklat) dan Rhodophyceae (alga merah). Tiap kelas ini mempunyai kandungan pigmen yang berbeda. Kebanyakan alga yang mempunyai nilai ekonomis berasal dari ketiga kelas ini (Nontji, 1993)

Sebagian besar alga laut berwarna indah dan ada yang bercahaya. Pigmen-pigmen dari kromatophor menyerap sinar matahari untuk fotosintesis. Alga yang berukuran besar tergolong dalam tiga kelas yaitu Chloropyceae (alga hijau), Phaeophyceae (alga coklat) dan Rhodophyceae (alga merah). Tiap kelas ini mempunyai kandungan pigmen yang berbeda. Kebanyakan alga yang mempunyai nilai ekonomis berasal dari ketiga kelas ini (Nontji, 1993).

a. Alga merah (Rhodophyceae)
Warna alga merah ini sangat mencolok dan bercahaya. Alga ini merupakan benda-benda makroskopik yang indah dari jenis-jenis yang kecil sekali ukurannya. Memiliki pigmen fikobilin, yang terdiri dari fikoeritrin (berwarna merah) dan fikosianin (berwarna biru). Alga ini bersifat adaptasi kromatik, yaitu mempunyai penyesuaian antara proporsi pigmen dengan berbagai kualitas pencahayaan dan dapat menimbulkan berbagai warna pada thali seperti : merah tua, merah muda, pirang, coklat, kuning dan hijau. Pigmen dari kromatofor terdiri dari klorofil biasa bersama-sama dengan xantofil, karoten, dan sebagai tambahan fikoritrin dan fikosianin. Alga merah biasanya berukuran kecil dan bentuknya lebih beraneka ragam serta jumlahnya lebih banyak. Semua sel ganda yang paling sederhana adalah bentuk benang bercabang seperti Polysiphonia, yang bersama-sama dengan jenis alga yang lain dinamakan sebagai lumut laut. Alga merah yang memiliki ukuran yang paling panjang adalah kurang lebih 1-2 m (Soedarto, 1990).

Alga ini memiliki persediaan makanan berupa kanji (Floridean starch). Dalam dinding selnya terdapat selulosa, agar, carragenan, porpiran dan furselaran. Contoh : Gracillaria, Gellidium, Eucheuma, Hypnea, Gigartina, dan Porpiran (Soedarto, 1990).

Dalam reproduksinya tidak mempunyai stadia gamet berbulu cambuk. Reproduksi seksual dengan karpogonia dan spermatia. Pertumbuhannya bersifat uniaksial (satu sel di ujung thalus) dan multiaksial (banyak sel di ujung thalus). Alat perekat (holdfast) terdiri dari perakaran sel tunggal atau sel banyak (Soedarto, 1990).

b. Alga coklat (Phaeophyceae)
Warna alga ini umumnya coklat. Mempunyai pigmen klorifil a dan c, beta karoten, violasantin, dan fukosantin. Alga coklat ini hampir semuanya merupakan tumbuhan laut dan hanya sedikit yang hidup di air tawar yang diantaranya berukuran sangat besar. Alga coklat berupa tumbuh-tumbuhan bercabang berbentuk benang kecil yang halus (Ectocarpus), bertangkai pendek dan berthallus lebar (Copstaria, Alaria, dan Laminaria, bebeapa diantaranya mempunyai lebar 2 m ), bentuknya bercabang banyak (Fucus, Agregia) dan dari Pasifik terdapat alga berukuran rakasasa dengan tangkai yang panjang dan daunnya seperti kulit yang panjang (Nereocystis, Pelagophycus, Macrocystis), berbentuk rantai seperti sosis yang kopong dan kasar, dan panjangnya 30 cm atau lebih (Soedarto, 1990).

Saat bereproduksi alga ini memiliki stadia gamet atau zoospora berbulu cambuk seksual dan aseksual. Persediaan makanan (hasil fotosintesis) berupa laminaran (beta 1-3 ikatan glukan). Pada bagian dalam dinding selnya terdapat asam alginik dan alginat. Mengandung pyrenoid, dan tilakoid (lembaran fotosintesis). Ukuran dan bentuk thali beragam. Umumnya tumbuh sebagai alga bentik (Soedarto, 1990).
Contoh : Sargassum, Hormophysa dan Turbinaris.

c. Alga hijau (Chlorophyceae)
Alga ini berwarna hijau karena tidak mempunyai zat warna (pigmen) lain, kecuali hanya klorofil yang berwarna hijau sebagai satu-satunya cel warna yang ada. ( Sadhori, 1992 ).

Ganggang hijau pada umumnya hidup sebagai plankton baik pada air tawar, dan di darat di tempat-tempat yang basah. Ada juga yang tumbuh di atas daun yang hidup seperti halnya jenis Cephaleuros virecens yang hidup menumpang (parasit) pada daun beberapa macam pohon dan semak ( Sadhori, 1992 ).

Pada daun the sering dikenal “red rust” yang sangat merugikan tanaman teh tersebut. Jenis yang tersebar yang hidup di laut dikenal sebaga ( Ulva lactuca ) jenis tersebut biasanya dapat dimakan sebagai sayuran ( Sadhori, 1992 ).

Menurut Dahuri (2003), ada lima parameter lingkungan utama bagi ekosistem rumput laut,

1. Intensitas cahaya
Intensitas cahaya berpengauh terhadap produksi spora dan pertumbuhan rumput laut. Intensitas cahaya yang dibutuhkan oleh rumout laut berbeda menurut jenisnya.

2. Musim dan temperature
musim dan temperature mempunyai keterkaitan yang erat dan keduanya sangat mempengaruhi kehidupan rumput laut. Pertumbuhan akan terhambat bila temperature rendah dan intensitas cahaya tinggi.

3. Salinitas
salintas (kadar garam) yang tinggi yaitu 30-35 ‰ dapat menyebabkan kemandulan bagi Gracillaria verucosa. Pertumbuhan laksimum Gracillaria yang berasal dari atlantik dan pasifik timur terjadi pada salinitas 15 – 30 ‰, dengan titik optimumnya 25‰.

4.gerakan air
kekuatan gerakan air berpengaruh pada pelekatan spora pada substratnya. Karakteristik spora dari algae yang tumbuh pada daerah berombak dann berarus kuat umumnya cepat tenggelam dan memiliki kemampuan menempeldengan cpat dan kuat. Smentara itu, algae yang tumbuh didaerh tenang memiliki karakterisik spora yang mengandung lapisan lender, dan memiliki ukuran serta bentuk yang ebih besar. Gerakan air tersebut juga sangat berperan dalam mempertahankan irkulasi zat hara yang erguna unuk perumbuhan.

5. zat hara
Kandungan nutrien utama yang diperlukan algae, seprti nitrogen dan fosfat, sangat berpengaruh terhadap stadia reproduksinya. Apabila kedua usur hara tersebut tersedi, maka kesuburan fgametofit algae oklat (laminaria nigrescence) meningkat.

Lihat sejenak sebelum anda melanjutkan membaca artiket tentang rumput laut ini:

Ekosistem rumput laut / seaweed di laut

BAB 3. MATERI DAN METODE

3.1. Alat dan Bahan
3.1.1. Alat
1 Alat skin (snorkel, masker, fin) : untuk mengambil bahan sampel di laut
2 Buku identifikasi : untuk membantu mengidentifikasi bahan sampel yang diamati
3 Alat tulis : untuk menggambar bahan sampel yang diamati dan mencatat
4 Cutter : Memotong sampel
5 Tali Rafia : Jalur sampling

3.1.2. Bahan
1 Sargassum duplicatum
2 Neomeris annulata
3 Gracillaria salicornia
4 Halimeda macroloba
5 Amphiora fragilissima
6 Sargassum echinocarpum
7 Dictyota sp
8 Halimeda micronesica
9 Padina japonica
10 Sargasum polycistum
11 Udotea sp

3.2 Cara Kerja
1. Pembentangan tali rafia sepanjang 50 meter, dari muka pantai kearah tengah laut.
2. Pencarian jenis-jenis rumput laut yang ditemukan setiap 10 meter pada jalur rafia.
3. Pengambilan sampel rumput laut yang ditemukan menggunakan cutter.
4. Penyimpanan rumput laut kedalam kantong plastik yang gtelah disediakan.
5. Pengawetan sampel dengan menambahkan larutan alkohol 70% dan formalin 40%.
6. Pengamatan dan identifikasi terhadap jenis-jenis rumput laut yang ditemukan.

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. HASIL PENELITIAN

Rumput Laut - Padina Japonica

  • Bentuk thallus seperti kipas membentuk element-element lembaran tipis dengan garis-garis berambut kardial.
  • Warna coklat kekuningan, kadang memutih karena pengapuran.
  • Tepi daun ikal atau bergelombang.
  • Substansi Calcareous
  • Habitat menempel pada batu di daerah rtaan terumbu ditempat-tempat yang terkena hempasan ombak langsung maupun terlindungi

Rumput Laut - Amphiora Fragilissima

  • Thallus membentuk rumpun rimbun.
  • Percabangan dichotomous bersegmen.
  • Substansi Calcareous.
  • Thallus mudah patah.
  • Warna pirang atau krem
  • Habitat tumbuh pada batu didaerah rataan pasir atau menempel pada substrat.

Rumput Laut - Sargassum Duplicatum

  • Tahllus bulat pada batang utama dan agak gepeng, permukaan thallus halus atau licin.
  • Percabangan dichotomous dengan daun bulat lonjong.
  • Tepi daun pada thallus bergerigi, tebal dan terduplikasi.
  • Warna coklat tua atau cenderung agak muda.
  • Habitanya menempel pada batu di daerah terumbu karang,
  • Memilki bleeder atau kantong udara
  • Tinggi maksimum bisa mencapai dua meter.

Rumput Laut - Sargasum Polycistum

  • Thallus silindris berduri kecil dan merapat.
  • Holdfast berupa cakram berukuran kecil dengan diatasnya secara karakteristik terdapat perakaran atau stolon yang rimbun.
  • Tepi tahllus bergerigi.
  • Vesicle atau Bleeder terdapat pada batang percabangan atau bertangkai pendek dengan ujung membulat.
  • Habitat tumbuh pada substrat batu

Rumput Laut - Sargassum Echinocarpum

  • Thallus gepeng atau pipih.
  • Tepi bergerigi (rumpun tumbuh dengan rimbun)
  • Holdfast berbentik discoidal atau conical
  • Reseptade bercampur satu tangkai dengan daun, gepeng, sangat rimbun lebat merapat.
  • Habitat menempel pada substrat batu.
  • Warna hijau tua

Rumput Laut - Neomeris Annulata

  • Thallus berbentuk silinder, tabung tinngi mencapai 30mm.
  • Warna hijau keputihan dengan bagian ujung thallus hijau kekuningan.
  • Tepi licin
  • Substansi calcareous.
  • Holdfast berbentuk serabut.
  • Habitat tumbuh pada pbenda-benda keras dasar laut atau pada karang-karang mati.
  • Percabangan terdapat cabang utama pada daerah basal merupakan titik tumbuh thallus baru

Rumput Laut - Udotea sp

  • Tahllus menyerupai kipas-kipas berlipat-lipat dan lebih tippis dari halimeda. Thallus berwarna hijau dengan tepi bergerigi seperti garis-garis busur, dan tidak memilki segmen yang jelas.
  • Pada bagian dasar thallus dapatbmengikat pasir, sehinnga jika tercabut akan terlihat gumpalan pasir tersebut.
  • Habitat dari speses ini yaitu tumpuh pada daerah terumbu karang

Rumput Laut - Dictyota sp

  • Thallusnya pipih seperti pita, bagian ujungnya rata, percabangan dichotomous dengan ujung meruncing.
  • Bentuk rumpun yang rimbun sehingga lebih sering terlihat seperti gumpalan.
  • Warna coklat tua.
  • Tumbuh menempel pada batu mati di daerah rataan terumbu

Rumput Laut - Gracillaria Salicornia

  • Thallus berbentukbulat, berbuku-buku atau bersegmen-segmen. Percabangan timbul pada tiap ruas antar segmen. Warna thallus hijau kekuning-kuningan (agak hijau kearah basal / dasar dan kuning di bagian ujung).
  • Substansi cartilagneous.
  • Holdfastnya berbentuk cakram.
  • Habitat pada daerah yang memilki substrat kerikil kecil pada daerah rataan pasir

Rumput Laut - Halimeda Macroloba

  • Thallus berbentuk rumpun.
  • Percabangan pada thallus dichotomous atau tricothomous.
  • Substansinya calcareous.
  • Holdfast berbentuk umbi.
  • Tpi bagian thallusnya bergelombang, bulat atau bongkol.
  • Habitanya biasanya ditemukan pada wilayah yang bersubstrat pasir atau lumpur.

Rumput Laut - Halimeda Micronesica

  • Thallusnya tumbuh secara kompak.
  • Panjang maksimum dari tahlusnya dpat mencapai 10 cm.
  • Percabanganya trichotomous, segmenya memilki lebar kurang lebih 7mm, dan panjang 3mm.
  • Berbentuk discoideal.
  • Batas segmen lebar 7mm, panjang 55mm.
  • Holdfast merupakan kumpalan massa akar serabut kecil-kecil.
  • Habitat biasa ditemukan pada sela-sela karang hidup.

4.2. PEMBAHASAN

macroloba seaweed1. Halimeda macroloba Decaisne.
Nama Latin: Halimeda macroloba
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisio : Cholophyta
Ordo : Bryopsidales
Family : Halimedaceae
Genus : Halimeda
Species : Halimeda macroloba

Spesifikasi: Ciri-ciri umum. Algae tegak, agak rimbun, warna hijau pudar keputihan, tinggi mencapai 16 cm, menanamkan diri dalam substart dengan serabut rhizoid yang berbentuk seperti umbi. Thalli berupa segmen-segmen dengan kalsifikasi ringan hingga sedang, ukuran sedang.Sebaran:Habitat. Hidup di zona pasang surut bagian tengah yang berdasar pasir bercampur sedikit lumpur. Sering ditemukan tumbuh disela-sela padang lamun. Sebaran. Alge tropis asli, banyak tersebar diperairan kepulauan Nusantara. Potensi:Manfaat. Tidak diketahui Potensi. Tidak diketahui.
http://www.ipteknet.com/alga/speciesdetail.html


 rumput laut annulate 2. Neomeris annulata Dickie
Nama Latin : Neomeris annulata
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisio : Cholrophyceae
Ordo : Dasycladates
Family : Dasycladaceae
Genus : Neomeris
Species : Neomeris annulata

Spesifikasi: Pertumbuhan thallus berbentuk silinder, tabung tinggi mencapai 30 mm, warna hijau-keputihan atau bagian ujung thallus warna hijau kekuning-kuningan. Thallus mengandung karbonat sedang. Percabangan terdapat cabang utama pada daerah basal .Sebaran:Tumbuh menempel pada substrat benda-benda keras dasar laut dan karang mati. Keberadaan pada daerah pasang surut di perairan yang dangkal terdapat di seluruh perairan laut Indonesia. Potensi:Belum ada.
http://www.ipteknet.com/alga/speciesdetail.html


 micronesica seaweed 3. Halimeda micronesica
Nama Latin: Halimeda micronesica
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisio : Cholophyta
Ordo : Bryopsidales
Family : Halimedaceae
Genus : Halimeda
Species : Halimeda micronesica

Spesifikasi: Pertumbuhan thalli kompak, menjalar tinggi mencapai 10 cm. Percabangan utama trichotomus, segment lebar 7 mm, panjang 5 mm, berbentuk subcuneate atau discoidal. Basal segment lebar 7 mm, panjang 5 mm, berbentuk ginjal, kadang-kadang berbentuk silinder. Sebaran : Tumbuh pada substrat karang batu menempel diantara sela-sela karang hidup> Keberadaannya di daerah tubir dengan kedalaman 5-50 m terutama pantai erkarang dapat dijumpai di perairan laut Indonesia kawasan tengah dan timur.
Potensi:Sebagai sumber karbonat di laut, belum dimanfaatkan.
http://www.ipteknet.com/alga/speciesdetail.html


 udotea rumput laut 4. Udotea argentea Zanardini
Nama Latin: Udotea sp.
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisio : Cholrophyceae
Ordo : Bryopsidales
Family : Udoteaceae
Genus : Udotea sp
Species : Udotea sp.

Spesifikasi: Ciri-ciri umum. Penampakannya alga ini hampir sama dengan U.flabellum hanya lembaran-lembaran thallinya agak melengkung dan berbentuk menyerupai buah pear atau bentuk ginjal. Sebaran:Membentuk komunitas bersama dengan Udotea lainnya dan Halimeda, terutama di perairan laut sekitar Sulawesi. Habitat. Hidup di zona pasang surut yang berdasar pasir bercampur Lumpur. Sering membentuk koloni. Merupakan alge asosiasi oada padang lamun.Potensi:Belum dimanfaatkan secara ekonomis
http://en.wikipedia.org/wiki/Seaweed#References
http://www.ipteknet.com/alga/speciesdetail.html


amphiroa seaweed 5. Amphiroa fragillisima (Forsskal)
Nama Latin: Amphiroa fragillisima
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisio : Rhodophyta
Kelas : Rhodophyceae
Ordo : Corallinales
Family : Corallinaceae
Genus : Amphiroa sp.
Species : Amphiroa fragillisima

Spesifikasi: Thallus bulat mengeras permukaan kasar. Membentuk rumpun rimbun dengan percabangan dichotomus (mendua arah). Melekat pada substrat dengan alat tempel (holdfast) yang kecil berbentuk cakram. Warna merah muda orange atau kadang-kadang pirang. Sebaran:Tumbuh pada karang batu mati di rataan terumbu atau di padang lamun yang umumnya selalu terendam air (subtidal). Mempunyai sebaran yang luas.Potensi:Belum dimanfaatkan.
http://www.biologi.uni-hamburg.de/rhodophyta.html
http://www.ipteknet.com/alga/speciesdetail.html


rumput laut gracilaria sp6. Gracilaria salicornia (C. Agardh) Dawson
Nama Latin: Gracilaria salicornia
Nama Daerah: Retek (Lombok)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisio : Rhodophyta
Kelas : Rhodophyceae
Ordo : Gigantinales
Family : Gracillariaceae
Genus : Gracillaria sp.
Species : Gracilaria salicornia

Spesifikasi: Sinonim : Corallopsis salicornia (C. Agardh) Dawson Thallus bulat, licin, berbuku-buku atau bersegmen-segrnen. Membentuk rumpun yang lebat berekspansi melebar (radial) dapat mencapai 25 cm. Ukuran thallus sekitar1 - 1,5 mm, tinggi sekitar 15 cm. Sebaran:Tumbuh pada batu kerikil di daerah rataan terumbu berpasir (tumbuh menempel pada batu dan pasir) di daerah pasang surut. Sering terdampar ke pantai karena tidak kuat menempel pada substrat atau menempel pada substrat yang labil, mudah terhempas ombak.Potensi :Nilai dan potensi ekonomi : Belum banyak dimanfaatkan tetapi di negara lain dimakan sebagai lalap/sayuran. Kandungan koloid berupa agar, di samping komponen kimia lainnya.
http://www.biologi.uni-hamburg.de/rhodophyta.html
http://www.ipteknet.com/alga/speciesdetail.html


seaweed sargasum 7. Sargassum duplicatum J.G. Agardh
Nama Latin: Sargassum duplicatum; Sargassum duplicatum cristaefolium C.A. Argadh;
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisio : Phaeophyta
Kelas : Phaeophyceae
Ordo : Fucales
Family : Sargassaceae
Genus : Sargasum spSpecies : Sargassum duplicatum

Spesifikasi: Thalli bulat pada batang utama dan agak gepeng pada percabangan, permukaan halus atau licin. Percabangan dichotomous dengan daun bulat lonjong, pinggir bergerigi, tebal dan duplikasi (double edged). Vesicle melekat pada batang daun, bulat telur atau elip.Sebaran:Tumbuh menempel pada batu di daerah terumbu terutama di bagian pinggir luar rataan terumbu yang sering terkena ombak. Sebaran, pantai Selatan Jawa, Maluku.Potensi:Belum banyak dimanfaatkan.
http://www.algaebase.org/speciesdetail.lasso?species_id=1928&-session=abv3:3D5E935A0eeb216DCDTpO28187E1
http://www.ipteknet.com/alga/speciesdetail.html


sargasum rumput laut 8. Sargassum echinocarpum.
Nama Latin: Sargassum echinocarpum; Sargassum olygocystum Montagne
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisio : Phaeophyta
Kelas : Phaeophyceae
Ordo : Fucales
Family : Sargassaceae
Genus : Sargasum sp
Species : Sargassum echinocarpum

Spesifikasi: Batang utama silindris pendek sekitar panjang satu sentimeter dan diameter tiga milimeter, melekat dengan holdfast berbentuk discoidal atau conical. Thalli pada percabangan adalah gepeng atau pipih, licin, berselang-seling teratur, lebar thalli mencapai 4.Sebaran:Tumbuh pada substrat batu terutama di daerah dekat ujung luar rataan terumbu yang terkena ombak. Sebaran; pantai selatan Jawa, PP. Seribu.Potensi:Belum banyak dimanfaatkan
http://www.algaebase.org/speciesdetail.lasso?species_id=1928&-session=abv3:3D5E935A0eeb216DCDTpO28187E1
http://www.ipteknet.com/alga/speciesdetail.html


seaweed mycrophyllum 9. Sargassum polycystum
Nama Latin: Sargassum polycystum C.A Argadh ; Sargassum mycrophyllum C.A. Argadh;
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisio : Phaeophyta
Kelas : Phaeophyceae
Ordo : Fucales
Family : Sargassaceae
Genus : Sargasum sp
Species : Sargassum polycystum

Spesifikasi: Ciri-ciri umum. Thalli silindris berduri-duri kecil merapat, holdfast membentuk cakram kecil dengan diatasnya secara karakteristik terdapat perakaran/stolon yang rimbun berekspansi ke segala arah. Batang pendek dengan percabangan utama tumbuh rimbun.Sebaran:Habitat. Sebaran. Alge yang kosmopolitan dBukan merukan alge endemic perairan Indonesia, tetapi banyak ditemukan di perairan nusantara terutama di KTI. Potensi:Manfaat. Bisa dimanfaatkan sebagai bahan ekstraksi alginat. Manfaat lainnya belum diketahui. Potensi. Belum jelas. Tidak dibudidayakan
http://www.algaebase.org/speciesdetail.lasso?species_id=1928&-session=abv3:3D5E935A0eeb216DCDTpO28187E1
http://www.ipteknet.com/alga/speciesdetail.html


rumput laut padina 10. Padina australis Hauck.
Nama Latin: Padina Australis; Padina gymnospora (Kuetzing) Vickers
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisio : Phaeophyta
Kelas : Phaeophyceae
Ordo : Dctyotales
Family : Dictyotaceae
Genus : Padina sp
Species : Padina japonica

Spesifikasi: Ciri-ciri umum. Bentuk thalli seperti kipas membentuk segment-segment lembaran tipis (lobus) dengan garis-garis berambut radial dan perkampuran di bagian permukaan daun. Warna coklat kekuning-kuningan atau kadang kadang memutih karena terdapat perkapuran.Sebaran:Habitat. Sebaran. Alge tersebar luas di perairan Pasifik selatan dan perairan Samodera Hindia. Mudah ditemukan di perairan Indonesia. Potensi:Manfaat. Belum diketahuai. Potensi. Belum diketahui.
http://en.wikipedia.org/wiki/Seaweed#References
http://www.ipteknet.com/alga/speciesdetail.html


 rumput laut dictyota11. Dictyota sp Nama Latin : Dictyota sp.
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisio : Phaeophyta
Kelas : Phaeophyceae
Ordo : Dctyotales
Family : Dictyotaceae
Genus : Dictyota sp
Species : Dictyota sp.

Spesifikasi: Thallusnya pipih seperti pita, bagian ujungnya rata, percabangan dichotomous dengan ujung meruncing.Bentuk rumpun yang rimbun sehingga lebih sering terlihat seperti gumpalan.Warna coklat tua. Sebaran:Tumbuh menempel pada batu mati di daerah rataan terumbu.
http://www.biologi.uni-hamburg.de/b-online/library/weeb/BOT311/
http://www.ipteknet.com/alga/speciesdetail.html

BAB 5. KESIMPULAN

Rumput laut merupkan tumbuhan tak bervasikuler yang mendominasi sekitar lautan.
Perbedaan rumput laut dengan lamun (seagrass) dalah :

• Struktur vegetatif rumput laut tidak dapat dibedakan diantara batang, daun dan akar.
• Rumput laut memilki thallus
Berdasarkan pigmen yang terdapat dalam thallus, rumput laut dalam praktikum ini dapat dibedakan menjadi tiga divisi, yaitu :

1. Chlorophyta (alga hijau)
Dalam praktikum ini yang termasuk dalam divisi chlorophyta, yaitu :
• Halimeda micronesica
• Halimeda makroloba
• Neomeris annulata
• Udotea sp

2. Phaeophyta
Dalam praktikum ini yang termasuk dalam divisi chlorophyta, yaitu :
• Sargassum duplicatum
• Sargassum echinocarpum
• Sargassum polycystum
• Padina japonica
• Dictyota sp

3. Rhodophyta
Dalam praktikum ini yang termasuk dalam divisi chlorophyta, yaitu :
• Amphiroa fragillisima
• Gracillaria salicornia

Indonesia merupakan negara kepulauan, luas wilayah lautan lebih luas daripada luas daratanya, kurang lebih sekitar 70 persen. Dan bahwa masa depan bangsa ini akan lebih ditentukan pada kemampuan masyarakatnya dalam memanfaatkan sumberdaya laut.

Tumbuh-tumbuhan yang hidup di laut juga beraneka macam, mulai dari tumbuhan tingkat rendah, yaitu jenis flora yang belum dapat dibedakan struktur akar, batang dan daunnya atau sering disebut dengan alga, hingga tumbuhan tingkat tinggi, seperti lamun dan mangrove. Tumbuh-tumbuhan tersebut mampu beradaptasi di lingkungannya masing-masing sehingga mereka dapat bertahan hidup di lingkungan laut dengan berbagai macam factor yang mempengaruhinya.

Rumput laut bagi masyarakat yang tinggal di sekitar pantai bukanlah barang yang baru lagi. Mereka telah mengenal dan memanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari, baik sebagai bahan obat tardisional dan bahan makanan. Dengan demikian berarti rumput laut mempunyai suatu bahan yang dapat dimanfaatkan orang untuk kesehatannya. Dan dengan kemajuan teknologi dibidang penelitian rumput laut, maka pemafaatan rumput laut bagi manusia tidak terbatas pada aaspek kesehatan, sudah menjalar kesegala bidang.

DAFTAR PUSTAKA

1 Aslan, Laode. M. 1991. Budidaya Rumput Laut. Kanisius . Yogyakarta
2 Dahuri, Rokhimin. 2003. Keanekargaman Hayati Laut. PT. Gramedia Pustaka . Jakarta
3 Nybakken. 1992. Biologi laut: suatu pendekatan ekologis. PT. Gramedia Pustaka . Jakarta
4 Supriharyono. 2000. Pengelolaan ekosistem terumbu Karang. Djambatan . Jakarta
5 Soediarto. 1990.Budidaya Rumput laut. Djambatan . Jakarta
6 Nontji. 1993. Laut Nusantara. Djambatan . Jakarta
7 Rohmimotarto, Juwana. 1999. Biologi laut. PPP Ose-LIPI . Jakarta
8 http://en.wikipedia.org/wiki/Seaweed#References
9 http://www.biologi.uni-hamburg.de/rhodophyta.html
10 http://www.ipteknet.com/alga/speciesdetail.html
11 http://www.biologi.uni-hamburg.de/b-online/library/weeb/BOT311/

Disusun Oleh:
N. Prabandaru
Ni Made Ernawati
Niken Puspitasari
Nikmatut Taqiyah
Niko Amruloh
Nurudin Supriyanto
Nurul Fitriyah
Person Pesona R.
Primara Ardi
Puji Eka Purnama
Putra Panuntun
Next: Budidaya Rumput Laut Untuk Pemula