Peraian Indonesia dahulu sangat kaya akan jenis biota-biota luatnya, memang tidak dipungkiri karena Indonesia memiliki luas lautan yang sangat besar dan pulau-pulau yang tak terhitung jumlahnya. Melihat sejarah tentang data keanekaragaman hayati yang ada pada Tahun 1999 akan membuat kita kaget dan mungkin ada sedikit penyesalan kenapa saat ini harta kita semua telah jarang kita jumpai. Berikut ini merupakan data real dari peneliian-penelitian para ahli kelautan yang dipublis pada tahun 1999
Sungguh merupakan kekayaan alam Indonesia yang sangat luar biasa. Banyak yang mendefinisikan pengelolaan sumberdaya hayati laut sebagai ilmu yang mempelajari tentang permasalahan sumber daya agar mendapatkan hasil yang maksimal untuk komersil. Untuk itu pengelolaan suatu sumberdaya hayati laut memerlukan pengetahuan yang mendasari prinsip-prinsip biologi, ekologi dari sumberdaya tersebut. Selama ini pengelolaan sumberdaya hayati laut pada umumnya hanya ditekankan pada pengertian yang sempit yaitu berapa kelimpahan dan ukuran biota yang akan dipanen. Akibat sempitnya pemahaman ini, mungkin dalam jangka pendek belum dapat dilihat dampaknya, namun dalam waktu jangka panjang akan menghadapi permasalahan yang sangat serius.
Mungkin saat ini data ditas hanyalah sebuak catatan saja yang tidak dapat kita nikmati langsung di alam, kita hanya bisa membayangkan saja tanpa bisa merasakan keindahannya. Maka dari itu, mari mulai saat ini kita bersama-sama menjaga kelestarian alam laut Indonesia dengan apa saja yang dapat kita perbuat, tidak perlu perbuatan besar. Berbuatlah hal sekecil mungkin untuk alam laut Indonesia agar har besr mampu kita berikan untuk hayati laut Indonesia.
Kelompok Taksa Utama | Kelompok | Jumlah Jenis | Sumber |
---|---|---|---|
Tumbuhan | Alga Hijau | 196 | Van Bosse, 1928 |
Alga Coklat | 134 | Van Bosse, 1928 | |
Alga Merah | 452 | Van Bosse, 1928 | |
Lamun | 13 | Den Hartog, 1970 | |
Mangrove | 38 | Soegiarto & Polunin, 1981 | |
Karang | Scleractinia | 461 | Tomascik et al (1997) |
Karang Lunak | 210 | Hermanlimianto, T.H. | |
Gorgonia | 350 | Hermanlimianto, T.H. | |
Spons | Desmospongia | 850 | Van Soest |
Moluska | Gastropoda | 1500 | Kastoro, W. |
Bivalvia | 1000 | Valentine, 1971 | |
Krustasea | Stomatopoda | 112 | Moosa, M.K. |
Brachura | 1400 | Moosa, M.K. | |
Ekhinodermata | Crinoidea | 91 | Clark & Rowe, 1971 |
Asteroidea | 87 | Clark & Rowe, 1971 | |
Ophiuroidae | 142 | Clark & Rowe, 1971 | |
Echhinoidae | 284 | Clark & Rowe, 1971 | |
Holothuroidae | 141 | Clark & Rowe, 1971 | |
Ikan | Ikan Laut | 2140 | Fishbase, 1996 |
Reptilia | Penyu | 6 | Rene Marquez, 1990 |
Buaya | 1 | Suwelo, 1998 | |
Ular Laut | 31 | Tomascik et al, 1997 | |
Burung | Burung Laut | 148 | Van Balen |
Mamalia | Paus & Lumba-lumba | 29 | Suwelo, 1998 |
Duyung | 1 | Soegiarto & Polunin, 1981 |
Sungguh merupakan kekayaan alam Indonesia yang sangat luar biasa. Banyak yang mendefinisikan pengelolaan sumberdaya hayati laut sebagai ilmu yang mempelajari tentang permasalahan sumber daya agar mendapatkan hasil yang maksimal untuk komersil. Untuk itu pengelolaan suatu sumberdaya hayati laut memerlukan pengetahuan yang mendasari prinsip-prinsip biologi, ekologi dari sumberdaya tersebut. Selama ini pengelolaan sumberdaya hayati laut pada umumnya hanya ditekankan pada pengertian yang sempit yaitu berapa kelimpahan dan ukuran biota yang akan dipanen. Akibat sempitnya pemahaman ini, mungkin dalam jangka pendek belum dapat dilihat dampaknya, namun dalam waktu jangka panjang akan menghadapi permasalahan yang sangat serius.
Mungkin saat ini data ditas hanyalah sebuak catatan saja yang tidak dapat kita nikmati langsung di alam, kita hanya bisa membayangkan saja tanpa bisa merasakan keindahannya. Maka dari itu, mari mulai saat ini kita bersama-sama menjaga kelestarian alam laut Indonesia dengan apa saja yang dapat kita perbuat, tidak perlu perbuatan besar. Berbuatlah hal sekecil mungkin untuk alam laut Indonesia agar har besr mampu kita berikan untuk hayati laut Indonesia.