Ekskresi merupakan proses pembuangan sisa metabilosme dan benda tidak berguna lainnya. Proses inti terjadi pada setiap bentuk kehidupan, pada kehidupan bersel satu produk pembuangan dikelurkan secara langsung melalui permukaan sel. Organisme multi seluler memiliki proses eksresi yang lebih komplek.
Sisa oksidasi atau sisa pembakaran zat makanan yang berasal dari karbohidrat, lemak, protein adalah Karbon dioksida dan air. Senyawa tersebut tidak berbahanya jika porsi kadarnya tidak terlalu berlebihan. Walaupun CO2 berupa zat sisa namun sebagian dapat dipakai sebagai dapar (penjaga kestabilan PH) dalam darah. Demikian juga H2O dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan, misalnya sebagai pelarut.
Ammonia (NH3) merupakan hasil pembongkaran protein yang dimana ini adalah zat yang beracun bagi sel. Oleh karena itu, zat ini harus dikeluarkan dari tubuh. Namun demikian, jika untuk sementara disimpan dalam tubuh zat yang kurang beracun, yaitu dalam bentuk urea.
Zat warna empedu terbentuk dari sisa hasil perombakan sel darah merah yang dilaksanakan oleh hati dan disimpan pada kantong empedu. Zat inilah yang akan dioksidasi menjadi urobilinogen yang berguna memberi warna pada tinja dan urin.
Asam urat merupakan sisa metabolisme yang mengundang nitrogen dan mempunyai daya racun lebih rendah disbanding ammonia, karena daya larutnya didalam air rendah. Tugas pokok alat ekskresi ialah membuang sisa metabolisme tersebut diatas walaupun alat pengeluarannya berbeda-beda.
Metanefridium berguna seperti penyaring / filter yang mengatur sisa-sisa serta mengembalikan substansi yang berguna ke sistem sirkulasi.
Cacing memiliki rongga tubuh yang mengandung zat sisa dan substansi yang dimana memiliki 2 bentuk yaitu amonia dan zat yang kurang beracun yaitu uream. cacing mengatur sisa energinya dalam bentuk amonia yang dikeluarkan dalam tanah serta ureum yang dikeluarkan lewat sistem ekresi
Jalurnya adalah sisa nitrogen akan dilewatkan di sel menuju sistem pencernaan dan diekskresikan lewat mulut. ada juga beberapa zat sisa berdifusi secara langsung dari sel ke air.
Ada pula yang disebut trakea yang digunakan untuk engeluarkan zat sisal hasil oksidasi yang berupa CO2. berbeda dengan Malpighi, trakea ini berguna untuk paru-paru hwa avertebrata.
Hewan belalang tak mampu mengekskresikan sisa-sisa amonia maka dari itu belalang harus memelihara konsentrasi airnya yang terletak dalam tubuh. Prosesnya yaitu amonia diproduksi menjadi kristal yang tak bisa larut yaitu asam urat yang memiliki kandungan racun sedikit.
Eksresi Pada Hewan Avertebrata
Belajar mengenai system ekskresi berguna untuk memelihara homeostasis dengan tiga cara, yang pertama guna melakukan osmoregulasi, mengeluarkan sisa metabolisme, dan mengatur konsentrasi sebagaian besar penyusun cairan tubuh. Zat sisa metabolisme adalah hasil pembongkaran zat makanan yang bermolekul komplek. Zat sisa ini sudah tidak berguna lagi bagi tubuh. Sisa metabolismeantara lain, CO2, H2O, NHS, zat warna empedu, dan asam urat.Sisa oksidasi atau sisa pembakaran zat makanan yang berasal dari karbohidrat, lemak, protein adalah Karbon dioksida dan air. Senyawa tersebut tidak berbahanya jika porsi kadarnya tidak terlalu berlebihan. Walaupun CO2 berupa zat sisa namun sebagian dapat dipakai sebagai dapar (penjaga kestabilan PH) dalam darah. Demikian juga H2O dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan, misalnya sebagai pelarut.
Ammonia (NH3) merupakan hasil pembongkaran protein yang dimana ini adalah zat yang beracun bagi sel. Oleh karena itu, zat ini harus dikeluarkan dari tubuh. Namun demikian, jika untuk sementara disimpan dalam tubuh zat yang kurang beracun, yaitu dalam bentuk urea.
Zat warna empedu terbentuk dari sisa hasil perombakan sel darah merah yang dilaksanakan oleh hati dan disimpan pada kantong empedu. Zat inilah yang akan dioksidasi menjadi urobilinogen yang berguna memberi warna pada tinja dan urin.
Asam urat merupakan sisa metabolisme yang mengundang nitrogen dan mempunyai daya racun lebih rendah disbanding ammonia, karena daya larutnya didalam air rendah. Tugas pokok alat ekskresi ialah membuang sisa metabolisme tersebut diatas walaupun alat pengeluarannya berbeda-beda.
Eksresi Pada Hewan Invertebrata
System ekskresi invertebrate berbeda dengan system ekskresi pada vertebrata. Invertebrate belum memiliki ginjal yang berstruktur sempurna seperti pad vertebrata. Pada umumnya, invertebrate memiliki system ekskresi yang sengat sederhana, dan system ini berbeda antarainvertebrata satu dengan invertebrate yang lainnya.1. system ekskresi pada Anelida dan Moluska
Anelida dan moluska mempunyai organnefridium yang disebut metanefridium. Metanefridiummemiliki dua lubang. Lubang yang pertama berupa corong, disebut nefrostom (di bagian anterior) dan terletak pada segmen yang lain. Bagian akhir dari saluran yang berliku-liku ini akan membesar seperti gelembung. Kemudian gelembung ini akan bermuara ke bagian luar tubuh melalui pori yang merupakan lubang (corong) yang kedua, disebut nefridiofor. Cairan tubuh ditarik ke corong nefrostom masuk ke nefridium oleh gerakan silia dan otot. Saat cairan tubuh mengalir lewat celah panjang nefridium, bahan-bahan yang berguna seperti air, molekul makanan, dan ion akan diambil oleh sel-sel tertentu dari tabung. Bahan-bahan ini lalu menembus sekitar kapiler dan disirkulasikan lagi. Sampah nitrogen dan sedikit air tersisa di nefridium dan kadang diekskresikan keluar.Metanefridium berguna seperti penyaring / filter yang mengatur sisa-sisa serta mengembalikan substansi yang berguna ke sistem sirkulasi.
Cacing memiliki rongga tubuh yang mengandung zat sisa dan substansi yang dimana memiliki 2 bentuk yaitu amonia dan zat yang kurang beracun yaitu uream. cacing mengatur sisa energinya dalam bentuk amonia yang dikeluarkan dalam tanah serta ureum yang dikeluarkan lewat sistem ekresi
2. system ekskresi pada cacing pipih
Protonefridium adalah organ nefridium yang ada dalam cacing pipih. Disini terdapat sel api serta silia, tiap-tiap sel api ini memiliki flagela yang memiliki bentuk api lilin. Gerakan api lilin ini mengatur arus dan pergerakan air ke sel api di sepanjang saluran ekskresi. Kemudian air akan dikeluarkan melalui nefridiofora.Jalurnya adalah sisa nitrogen akan dilewatkan di sel menuju sistem pencernaan dan diekskresikan lewat mulut. ada juga beberapa zat sisa berdifusi secara langsung dari sel ke air.
3. alat ekskresi pada belalang
Anda pernah mendengar tentang pembuluh Malpighi? ini adalah alat ekskresi yang terdapat pada belalang. Malpighi ini berfungsi sebagi ginjal. bentuknya seperti benang halus yang memiliki warna putih kekuning-kuningan serta pangkal ujungnya lemekat pada dinding usus.Ada pula yang disebut trakea yang digunakan untuk engeluarkan zat sisal hasil oksidasi yang berupa CO2. berbeda dengan Malpighi, trakea ini berguna untuk paru-paru hwa avertebrata.
Hewan belalang tak mampu mengekskresikan sisa-sisa amonia maka dari itu belalang harus memelihara konsentrasi airnya yang terletak dalam tubuh. Prosesnya yaitu amonia diproduksi menjadi kristal yang tak bisa larut yaitu asam urat yang memiliki kandungan racun sedikit.