Setelah artikel yang lalu mengenai pengertian dan manfaat lamun bagi manusia, kali ini saya ingin mencoba membahas tentang habitat, zona pertumbuhan serta rantai makan lamun sehingga lamun atau seagrass dapat tumbuh subur di laut.
Hampir semua tipe substrat dapat ditumbuhi tumbuhan lamun, mulai substrat yang berlumpur sampai berbatu. Namun padang lamun yang khas lebih sering ditemukan di substrat lumpur berpasir yang tebal antara hutan rawa mangrove dan terumbu karang. Padang lamun merupakan ekosistem yang tinggi produktifitas organiknya, dengan keanekaragaman biota yang cukup tinggi. Pada ekosistem, ini hidup beraneka ragam biota laut seperti ikan, krustasea, moluska ( Pinna sp, Lambis sp, Strombus sp), Ekinodermata ( Holothuria sp, Synapta sp, Diadema sp, Arcbaster sp, Linckia sp) dan cacing ( Polichaeta) (Nontji, 1987).
Penyesuaian secara morfologik dilakukan dengan berbagai bentuk, misalnya daun yang seperti rumput, lentur dan sistem akar dari rimpag yang meluas mampu berthan terhadap pengaruh ombak, pasut dan perpindahan sedimen du habitat pantai yang dangkal. Lamun yang hidup di periran yang sering terkena pemanasan yang intensif sehingga suhu air meninggi lebih banyak berupa varietas yang berdaun kecil (Romimohtarto,2001).
Lamun kadang-kadang membentuk suatu komunitas yang merupakan habitat bagi berbagai jenis hewan laut. Komunitas lamun ini juga dapat memperlambat gerakan air. bahkan ada jenis lamun yang dapat dikonsumsi bagi penduduk sekitar pantai. Keberadaan ekosistem padang lamun masih belum banyak dikenal baik pada kalangan akdemisi maupun masyarakat umum, jika dibandingkan dengan ekosistem lain seperti ekosistem terumnbu karang dan ekosistem mangrove, meskipun diantara ekosistem tersebut di kawasan pesisir merupakan satu kesatuan sistem dalam menjalankan fungsi ekologisnya ( Romimohtarto, K. 2001 ).
Lamun pada umumnya dianggap sebagai kelompok tumbuhan yang homogen. Lamun terlihat mempunyai kaitan dengan habitat dimana banyak lamun (Thalassia) adalah substrat dasar dengan pasir kasar. Menurut Haruna (Sangaji, 1994) juga mendapatkan Enhalus acoroides dominan hidup pada substrat dasar berpasir dan pasir sedikit berlumpur dan kadang-kadang terdapat pada dasar yang terdiri atas campuran pecahan karang yang telah mati.
Kebun lamun juga berlaku sebagai perangkap sedimen dan selanjutnya membentuk dasar. Jika pertumbuhannya mencapai permukaan, daun yang mengapung mematahkan kekuatan ombak, dan dengan demikian membentuk habitat yang berair tenang di bawahnya. Dari penelitian (Ogden dan Zieman, 1977 dalam Hutomo, 1985; UNESCO, 1983), interaksi tersebut diklasifikasikan dalam 5 tipe interaksi utama (gambar.1.), yaitu : interaksi-interaksi fisik, nutrien dan organik terlarut (dissolved organic matter), materi organik melayang (particulate organic matter), ruaya hewan dan dampak manusia (Nyabaken, 1992).
Berikut gambaran sedikit mengenai tumbuhan lamun yang membahas tentang habitas, rantai makan dan zonasi penyebarannya.
Habitat Pertumbuhan Lamun
Menurut Nontji (1987), lamun / sea grass hidup di perairan dangkal yang agak berpasir sering dijumpai di terumbu karang, lamun umumnya membentuk padang yang luas di dasar laut yang masih dapat di jangkau oleh cahaya matahari yang memadai bagi pertumbuhan lamun. Padang lamun merupakan ekosistem yang sangat tinggi produktifitas organiknya. Ke dalam air dan pengaruh pasang surut serta struktur substrat mempengaruhi zona sebagian jenis lamun dan bentuk pertumbuhan seagrass (Nontji, 1987).Hampir semua tipe substrat dapat ditumbuhi tumbuhan lamun, mulai substrat yang berlumpur sampai berbatu. Namun padang lamun yang khas lebih sering ditemukan di substrat lumpur berpasir yang tebal antara hutan rawa mangrove dan terumbu karang. Padang lamun merupakan ekosistem yang tinggi produktifitas organiknya, dengan keanekaragaman biota yang cukup tinggi. Pada ekosistem, ini hidup beraneka ragam biota laut seperti ikan, krustasea, moluska ( Pinna sp, Lambis sp, Strombus sp), Ekinodermata ( Holothuria sp, Synapta sp, Diadema sp, Arcbaster sp, Linckia sp) dan cacing ( Polichaeta) (Nontji, 1987).
Rantai Makanan Lamun di Laut
Dalam ekosistem lamun atau seagrass, rantai makanan terusun dari tingkat-tingkat trofik yang mencakup proses dan pengangkutan detritus organik dari ekosistem lamun ke konsumen yang agak rumit. Sumber bahan organik bersal dari produk lamun itu sendiri, di samping tambahan dari epifit dan alga makrobentos, fitoplankon dan tanaman darat. Zat organik dimakan fauna melalui perumputan (grazing) atau pemanfaatan detritus. Lamun biasanya terdapat dalam julah yang melimpah dan sring membentk padang lamun yang lebat dan luas di perairan tropik. Sifat-sifa llingkungan pantai, terutama dekat estuari, cocok untuk pertumbuhan dan perkembangan lamun. Namun seperti halnya mangrove, lamun juga hidup di lingkungan yang sulit. Pengaruh gelombang, sedimentasi, pemanasan air, pergantian pasang dan surut dan curah hujan, semuanya harus di hadapi dengan gigih dengan penyesuaian-penyesuaian secara morfologik dan faal (Nyabaken, 1992).Penyesuaian secara morfologik dilakukan dengan berbagai bentuk, misalnya daun yang seperti rumput, lentur dan sistem akar dari rimpag yang meluas mampu berthan terhadap pengaruh ombak, pasut dan perpindahan sedimen du habitat pantai yang dangkal. Lamun yang hidup di periran yang sering terkena pemanasan yang intensif sehingga suhu air meninggi lebih banyak berupa varietas yang berdaun kecil (Romimohtarto,2001).
Lamun kadang-kadang membentuk suatu komunitas yang merupakan habitat bagi berbagai jenis hewan laut. Komunitas lamun ini juga dapat memperlambat gerakan air. bahkan ada jenis lamun yang dapat dikonsumsi bagi penduduk sekitar pantai. Keberadaan ekosistem padang lamun masih belum banyak dikenal baik pada kalangan akdemisi maupun masyarakat umum, jika dibandingkan dengan ekosistem lain seperti ekosistem terumnbu karang dan ekosistem mangrove, meskipun diantara ekosistem tersebut di kawasan pesisir merupakan satu kesatuan sistem dalam menjalankan fungsi ekologisnya ( Romimohtarto, K. 2001 ).
Lamun pada umumnya dianggap sebagai kelompok tumbuhan yang homogen. Lamun terlihat mempunyai kaitan dengan habitat dimana banyak lamun (Thalassia) adalah substrat dasar dengan pasir kasar. Menurut Haruna (Sangaji, 1994) juga mendapatkan Enhalus acoroides dominan hidup pada substrat dasar berpasir dan pasir sedikit berlumpur dan kadang-kadang terdapat pada dasar yang terdiri atas campuran pecahan karang yang telah mati.
Zona Penyebaran Lamun
Zona penyebaran Lamun terdapat pada daerah mid-intertidal sampai kedalaman 50 atau 60 m. Namun seagrass tampak sangat melimpah di daerah sublitoral. Jumlah spesies lamun lebih banyak terdapat di daerah tropik. Semua tipe substrat dihuni oleh lamun ini. Mulai dari lumpur encer sampai batu-batuan, tetapi kebun yang paling luas dijumpai pada substrat yang lunak tersebut. Jika dilihat dari pola zonasi lamun secara horisontal, maka boleh dikatakan ekosistem lamun terletak di antara 2 ekosistem bahari penting yaitu ekosistem mangrove dan ekosistem terumbu karang. Dengan letak yang berdekatan dengan 2 ekosistem pantai tropik tersebut, ekosistem lamun tidak terisolisasi atau berdiri sendiri tetapi berinteraksi dengan kedua ekosistem (Nybaken, 1992).Kebun lamun juga berlaku sebagai perangkap sedimen dan selanjutnya membentuk dasar. Jika pertumbuhannya mencapai permukaan, daun yang mengapung mematahkan kekuatan ombak, dan dengan demikian membentuk habitat yang berair tenang di bawahnya. Dari penelitian (Ogden dan Zieman, 1977 dalam Hutomo, 1985; UNESCO, 1983), interaksi tersebut diklasifikasikan dalam 5 tipe interaksi utama (gambar.1.), yaitu : interaksi-interaksi fisik, nutrien dan organik terlarut (dissolved organic matter), materi organik melayang (particulate organic matter), ruaya hewan dan dampak manusia (Nyabaken, 1992).
Berikut gambaran sedikit mengenai tumbuhan lamun yang membahas tentang habitas, rantai makan dan zonasi penyebarannya.
Next Article: PENGERTIAN DAN MANFAAT TUMBUHAN LAMUN |