IDENTIFIKASI, TAKSONOMI DAN KLASIFIKASI IKAN KARANG

Latar Belakang
Identifikasi, taksonomi dan klasifikasi ikan karang ini adalah pembahasan umum tentang ikan. Ikan merupakan organisme yang paling melimpah dan beraneka ragam didalam kelompok vertebrata, baik secara morfologi, fisiologi maupun tingkah lakunya. Ikan karang merupakan ikan yang dalam satu siklus ataupun sebagian siklus hidupnya berasosiasi denganterumbu karang, baik debagai tempat tinggal, mencari makan, maupun sebagai tempat untuk melakukan siklus reproduksi atau berkembang biak.

ikan karang cinta laut

Contoh cara Identifikasi Ikan Karang / Reef Fish

Ciri khas yang paling menonjol pada ikan karang adalah keanekaragamannya, baik mengenai jumblah dalam spesiesnya maupu berbagai bentuk morfologinya. Selain itu juga sebagian besar ikan karang mempunyai karakteristik penyebaran yang berasosiasi dengan daerah terumbu karang. Ikan karang berasosiasi dengan karang, hal ini dikarenakan system perlubangan dan permukaan dalam terumbu karang serta jaringan makanannya yang sangat rumit sehingga menunjang keanekaragaman yang sangat tinggi bagi biota ikan karang.

Kelimpahan jenis ikan karang yang ditemukan di Idonesia sangat tinggi yaitu terdiri dari 2057 sepesies yang terbagi menjadi 113 famili dan terdapat 6 famili indicator yang diperkirakan mempresentasikan ikan karang yang dapat ditemui di lautan Indonesia. Jenis ikan karang tersebar di perairan Indonesia dengan berbagai macam jenis habitat yang berbeda sehingga menyebabkan adanya perbedaan struktur komunitas.

Identifikasi Ikan Karang

Kelimpahan ikan karang pada lokasi dikumpulkan menggunakan metode survey visual dengan transek sabuk oleh English et. al., (1997). Transek dibentangkan sepanjang 75 meter sejajar garis pantai, yang dibagi dalam 3 (tiga) segmen atau pengulangan sepanjang 20 meter, dan jeda antar ulangan sepanjang 5 meter, dengan garis imajiner sepanjang 2.5 meter ke kiri dan ke kanan (75 x 5 meter). Penyelam mulai mengambil data 10 menit setelah transek digelar agar ikan yang semula terganggu oleh kehadiran penyelam kembali lagi ke habitat mereka. Data yang diambil berupa jumlah jenis dan kelimpahan. Pendataan biasanya dilakukan pada siang hari, karena pengambilan data ikan (Diurnal) sangat mengutamakan cahaya matahari untuk melihat. Pengidentifikasian ikan karang berdasarkan atas buku panduan identifikasi ikan karang oleh Gerry Allen (Allen, 2000) dan software identifikasi ikan karang Fishbase 2000 (Froese dan Pauly, 2000), yaitu pengidentifikasian ikan karang yang terutama didasarkan atas morfologi umum maupun tingkah lakunya.

Morfologi ikan Pada ikan dan pada hewan air lainnya pada umumnya bagian tubuh dibagi menjadi tiga bagian yakni bagian kepala, badan dan ekor, namun pada setiap jenis ikan ukuran bagian-bagian tubuh tersebut berbeda-beda tergantung jenis ikannya. Adapun organ-organ yang terdapat pada setiap bagian tersebut adalah:

1. Bagian kepala yakni bagian dari ujung mulut terdepan hingga hingga ujung operkulum (tutup insang) paling belakang. Adapun organ yang terdapat pada bagian kepala ini antara lain adalah mulut, rahang, gigi, sungut, cekung hidung, mata, insang, operkulum, otak, jantung, dan pada beberapa ikan terdapat alat pernapasan tambahan, dan sebagainya.
2. Bagian badan yakni dari ujung operkulum (tutup insang) paling belakang sampai pangkal awal sirip belang atau sering dikenal dengan istilah sirip dubur. Organ yang terdapat pada bagian ini antara lain adalah sirip punggung, sirip dada, sirip perut, hati, limpa, empedu, lambung, usus, ginjal, gonad, gelembung renang, dan sebagainya.
3. Bagian ekor, yakni bagian yang berada diantara pangkal awal sirip belakang/dubur sampai dengan ujung terbelakang sirip ekor. Adapun yang ada pada bagian ini antara lain adalah anus, sirip dubur, sirip ekor, dan pada ikan-ikan tertentu terdapat scute dan finlet, dan sebagainya.
Bentuk tubuh atau morfologi ikan erat kaitannya dengan anatomi, sehingga ada baiknya sebelum melihat anatominya, terlebih dahulu kita lihat bentuk tubuh atau penampilan (morfologi) ikan tersebut. Dengan melihat morfologi ikan maka kita akan dapat mengelompok-ngelompokan ikan/hewan air, dimana sistem atau caranya mengelompokan ikan ini dikenal dengan istilah sistematika atau taksonomi ikan. Dengan demikian, maka sistematika atau taksonomi ini merupakan ilmu yang digunakan untuk mengklasifikasikan ikan/hewan air atau hewan lainnya.
Pada sistematika/taksonomi ini, ada tiga pekerjaan yang biasa dilakukan, yakni identifikasi, klasifikasi dan pengamatan evolusi. Pada identifikasi yaitu usaha pengenalan dan deskripsi yang teliti dan tepat terhadap suatu jenis/spesies untuk selanjutnya memberi nama ilmiahnya sehingga dapat diakui oleh para ahli di seluruh dunia. Dengan demikian, maka dapat dikatakan bahwa pada saat kita melakukan identifikasi sama halnya dengan kita melakukan analisis. Setelah melakukan identifikasi selanjutnya melakukan klasifikasi, pada tahap ini dilakukan penyususnan kategori-kategori yang lebih tinggi dan menetapkan ciri-cirinya sehingga pada akhirnya akan diketemukan klasifikasinya. Dengan melihat hal ini, maka dapat dikatakan bahwa klasifikasi merupakan taraf untuk melakukan sintesis. Adapun pada penelitian terjadinya spesies dan pengamatan terhadap faktor-faktor evolusi, bertujuan untuk mengetahui pembentukan spesies lain yang sudah ada dan menelaah kemungkinan terjadinya perubahan-perubahan di kemudian hari. Untuk mencapai tujuan ini maka dilakukan penelaahan kemungkinan terjadinya perubahan pada saat terjadi perubahan kondisi dan menelaah faktor pendorong dan penghambat perubahan tersebut. Adapun morfologi ikan yang terlihat dengan jelas dari luar antara lain adalah bentuk badan, mulut, cekung hidung, mata, tutup insang, sisik, gurat sisi (linea lateralis/LL), sirip dada, sirip perut, sirip punggung, sirip belakang, dan sirip ekor, bentuk dari sirip-sirip tersebut serta warna badan dan atau bagian-bagian badan tersebut.

Taksonimi

Tedapat 103 famili ikan karang yang dapat ditemui di daerah terumbu karang di lautan pasifik, sebagian besar didominasi oleh ikan perciform baik dalam jumblah spesies maupun kelimpahannya yaitu sebanyak 51 famili yang semuanya berasosiasi dengan daerah terumbu karang. Terdapat delapan famili dalam tiga taxa ikan dan peran penting dalam ekosistem terubu karang, yaitu:

1. Acanthuroid, yang terdiri atas famili Achanturidae, Siganidae dan Zanclidae
2. Chaetodotid, yang terdiri atas famili Chaetodontidae dan Pomacanthidae
3. labriod, yang terdiri atas famili Scaridae, pomacentridae, dan labridae

ikan dari kelompok diatas mempunyai pola penyebaran yang berhubungan dengan penyebaran yang berhubungan dengan penyebaran terumbu karang. Seluruh daur hidup selama masa post sattlement juga berlangsung di wilayh terumbu karang hanya sebagian terdapat di negara 4 musim.

Acanthuroid (Gambar 2.3) terdiri atas famili Acanthuridae (surgeonfishes), Siganidae (Rabbitfishes), dan Zanclidae (Morish Idol). Famili Acanthuridae mempunyai 76 spesies, Siganidae terdapat 25 spesies, dan Moorish Idol terdapat 1 spesies. Hampir semua spesies ikan Acanthuroid adalah tipe ikan karang herbivora dan detrivora. Famili Acanthuridae memiliki keanekaragaman pola makan yang besar. Sebagian besar spesies genus Zebrasoma dan Acanthurus adalah herbivora, namun ada pula yang merupakan planktivora bersama dengan spesies dari genus Naso (Choat dan Bellwood, 1991). Pola makan herbivora dalam jumlah besar membuat Acanthuroid memberi pengaruh yang besar terhadap ekosistem terumbu karang, mereka juga memiliki kelimpahan yang tinggi dalam ekosistem terumbu karang (Choat, 1991). Famili Siganidae mempunyai sebaran yang lebih luas dibanding acanthuridae. Sebagian memakan mikroalga, tetapi adapula beberapa spesies yang memakan alga yang lebih besar.

Gambar
Famili Labridae (Wrasse), Scaridae (Parrotfishes) dan Pomacentridae (Damselfishes) termasuk famili yang masuk ke dalam Labroid (Gambar 2.3). Wrasse adalah famili besar dengan 500 spesies karnivorus yang terbagi menjadi 50 genus yang mempunyai spesialisasi makan karnivora dengan mengambil berbagai invertebrata bentik terutama krustacea dan moluska. Terdapat sekitar 79 spesies pada Parrotfish dan sebagian besar adalah herbivora yang mengambil alga dari substrat keras. Beberapa spesies juga mengkonsumsi substansi dari karang hidup. (Sale, 1991). Allen (2000), memperkirakan Damselfish diseluruh dunia kurang lebih berjumlah 335 spesies dan 170 spesiesnya terdapat di Australia dan Asia Tenggara. Rata-rata mempunyai ukuran kurang dari 10 cm. Ikan ini memiliki berbagai perilaku makan baik planktivora dan karnivora bentik crustacea, namun sebagian besar merupakan herbivora. Spesies ikan dari famili Pomacentridae ini memiliki hubungan dengan habitat yang sangat kuat, yaitu dicirikan dengan adanya teritori sehingga famili ini cenderung menetap serta agresif dalam mempertahankan daerahnya (McConnel, 1987).

Gambar
Ikan karang pada taxa Chaetodontid terdiri dari 2 famili utama yang berasosiasi dengan terumbu karang tropis yaitu famili Chaetodontidae dan Pomacanthidae. Kedua famili ini memiliki tubuh yang memipih, mulut yang kecil dilengkapi dengan gigi – gigi menyerupai bulu (Sale, 1991). Ikan dalam kelompok ini mempunyai warna paling cerah di ekosistem terumbu karang (Gambar 2.4). Terdapat 120 spesies ikan dari famili Chaetodontidae yang 90%nya terdapat di Indo-Pasific. Famili ini terbagi menjadi 10 genus dan 78%nya merupakan genus Chaetodon (Allen,1981 dalam Sale, 1991). Ikan Chaetodontid aktif melakukan pemangsaan pada siang hari. Hampir separuh dari genus Chaetodon merupakan pemakan coral (koralivora), walaupun sebagian lainnya merupakan pemakan invertebrate kecil di karang, alga atau bahkan plankton. Famili Pomacanthidae mempunyai 82 spesies yang terbagi menjadi 7 genus, sebagian besar terdapat di Pasifik barat (Allen, 2000). Mereka mempunyai tiga strategi makan utama, yaitu: mengkonsumsi invertebrata (terutama sponge), herbivora dan planktivora. (Allen, 1981 dalam Hallacer, 2003).

Gambar

Klasifikasi Ikan Karang

Pengelompokan Ikan Karang Berdasarkan Periode Aktif Mencari Makan :


1. Ikan Nokturnal (aktif ketika malam hari) contohnya pada ikan-ikan dari SukuHolocentridae (Swanggi), Suku Apogoninade (Beseng), Suku Hamulidae. Priacanthidae (Bigeyes), Muraenidae (Eels), Seranidae (Jewfish) dan beberapa dari suku dari Mullidae (goatfishes) dll

2. Ikan Diurnal (aktif ketika siang hari),
contohnya pada ikan-ikan dari Suku Labraidae (wrasses), Chaetodontidae (Butterflyfishes) Pomacentridae (Damselfishes), Scaridae (Parrotfishes), Acanthuridae(Surgeonfishes), Bleniidae(Blennies), Balistidae (triggerfishes), Pomaccanthidae (Angelfishes), Monacanthidae, Ostracionthidae(Boxfishes),etraodontidae, Canthigasteridae dan beberapa dari Mullidae (goatfishes)

3. Ikan Crepuscular (aktif diantara)
contohnya pada ikan-ikan dari suku Sphyraenidae (Baracudas), Serranidae (groupers), Carangidae (Jacks), Scorpaenidae (Lionfishes), Synodontidae (Lizardfishes), Carcharhinidae, lamnidae, Spyrnidae (Sharks) dan beberapa dari Muraenidae (Eels).

Pengelompokan Ikan Karang Berdasarkan Peranannya :


1. Ikan Target
Ikan yang merupakan target untuk penangkapan atau lebih dikenal juga dengan ikan ekonomis penting atau ikan kosumsi seperti; Seranidae, Lutjanidae, Kyphosidae, Lethrinidae, Acanthuridae, Mulidae, Siganidae Labridae ( Chelinus, Himigymnus, choerodon) dan Haemulidae.

2.Ikan Indikator
ikan penentu untuk terumbu karang karena ikan ini erat hubunganya dengan kesuburan terumbu karang yaitu ikan dari Famili Chaetodontidae (kepe-kepe).

3.Ikan Mayor
Ikan ini umumnya dalam jumlah banyak dan banyak dijadikan ikan hias air laut (Pomacentridae, Caesionidae, Scaridae, Pomacanthidae, Labridae, Apogonidae dll.)

DAFTAR PUSTAKA
Allen, G.R. 2000. A Field Guide for Anglers and Divers : Marine Fishes of South-East Asia. Periplus Editions. Singapore.292 pp.
English, S. V. Baker and C. Wilkinson. 1997. Survey Manual for Tropical Marine Resources 2ed edition. Australian Institute of Marine Science. Townsville. 390 pp.
Froese, R and Pauly, D (Eds) (2000) Fish Base. World Wide Web electronic Publication. www.Fishbase.org